Buah Lerak untuk Solusi Energi Ramah Lingkungan

Salah satu hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah motor diesel yang kini banyak diaplikasikan di berbagai kendaraan. Mesin diesel merupakan motor pengerak dengan sistem pembakaran dalam (internal combustion chamber), dimana untuk memperoleh energi gerak diperlukan proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar sehingga memiliki efek pembakaran berupa polutan. Emisi gas buang hasil pembakaran motor diesel ini mempunyai dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Emisi tersebut terdiri dari partikulat-partikulat, residu karbon, karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), karbondioksida (CO2), sulfuroksida (SOx), dan nitrogenoksida (NOx), yang masing-masing mempunyai dampak negatif yang berbeda-beda bagi manusia dan lingkungan.

Masalah inilah yang akhirnya mendasari Ismail Rusliyanto, Nova Suparmanto, Dwi Nova Siti, Dwi rahayu mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Univrsitas Negeri Yogyakarta untuk mencari jalan keluarnya. Mereka meneliti tentang pengaruh emulgator buah lerak dengan emulsi air dan solar sebagai bahan bakar motor diesel yang ramah lingkungan. “Bahan bakar ini akan meminimalisir polusi yang keluar dari proses pembakaran mesin”, tutur Ismail, ketua kelompok.

Penilitian yang didanai Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNY ini menggunakan bahan baku utama, buah lerak. Buah ini mengandung beberapa senyawa diantaranya 12% saponin, 1% alkaloid, 0,036% steroid, dan  0,029% triterpen. “Emulgator yang digunakan adalah ekstraksi buah lerak yang digunakan untuk mencampurkan antara air dan solar, jelasnya.

“Proses pencampuran dari emulgator buah lerak dengan air dan solar menggunakan metode pemblendingan, proses ini dilakukan untuk mencampurkan ketiga bahan selama sehari hingga bercampur”, tambah mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif ini.

“Dari pengujian yang kami lakukan menunjukkan bahwa kandungan emulsi lerak dengan air dan solar hampir mendekati kandungan solar, sehingga bahan bakar ini sudah dapat diterapkan pada mesin diesel” ungkapnya.

“Menurut kami sudah barang tentu bahan bakar yang digunanakan pada mesin-mesin jaman sekarang mesti lebih memperhatikan aspek ramah lingkungan”, harap Ismail.(kaka&hryo)

Label Berita: